1. Pengertian Teori Kognitif Teori belajar kognitif mengacu pada wacana psikologi, dan berupaya menganalisis secara ilmiah proses mental dan struktur ingatan cognition dalam aktifitas belajar. Cognition diartikan sebagai aktifitas mengetahui, memperoleh, mengorganisasikan dan menggunakan pengetahuan. Tekanan utama psikologi kognitif adalah struktur kognitif yaitu perbendaharaan pengetahuan pribadi individu yang mencakup ingatan jangka panjang (long-termmemory). Psikologi kognitif memandang manusia sebagai makhluk yang selalu aktif mencari dan menyeleksi informasi untuk diproses. Perhatian pertama psikologi kognitif adalah pada upaya memahami proses individu mencari, menyeleksi, mengorganisasikan dan menyimpan informasi. Belajar kognitif berlangsung berdasar skemata atau struktur mental individu yang mengorganisasikan hasil pengamatannya.
2. Pendukung Teori Kognitif Beberapa tokoh penganut aliran inni adalah Jean Peaget, Bruner dan Ausubel 1. Belajar menurut pandangan Piaget Seorang pakar biologis dari Swiss Jean Peaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif merupakan suatu proses dimana tujuan individu melalui suatu rangkaian yang secara kualitatif berada dalam berfikir. Hal yang diperoleh dalam suatu peringkat akan merupakan dasar bagi peringkat selanjutnya. Piaget memandang bahwa kognitif merupakan hasilk dari pembentukan adaptasi biologis. Perkembangan kognitif tebentuk melalui interaksi yang konstan antara individu dengan lingkungan melalui dua proses yaitu organisasi dan adaptasi. Organisasi ialah proses penataan segala sesuatu yang ada dilingkungan, sehingga menjadi dikenal oleh individu. Adaptasi ialah proses terjadinya penyessuaian antara individu dengan lingkungan. Adaptasi terjadi dalam dua bentuk yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi ialah proses menerima dan mengubah apa yang diterima dari lingkungan agar bersesuaian dengan dirinya. Akomodasi ialah proses individu mengubah dirinya agar bersesuaian dengan apa yang diterima dari lingkungannya. Disamping itu interaksi dengan lingkungan dikendalikan oleh adanya prinsip keseimbangan (equilibrium) yaitu upaya individu agar memperoleh keadaan yang seimbang antara keadaan dirinya dengan tuntutan yang datang dari lingkungan. Perkembangan kognitif merupakan pertumbuhan berpikir logis dari masa bayi hingga dewasa, yangsensomotorik berlangsung melalui 4 peringkat Peringkat : 0 – 1,5yaitu: tahun Pringkat preoperasional
: 1,5 – 6 tahun
Peringkat concrite operasional
: 6 – 12 tahun
Peringkat formal operasional
: 12 tahun ke atas
Dalam peringkat sensomotorik (0 - 1,5 tahun) aktivitas kognitif berpusat pada alat indera (sensori) dan gerak (motor). Artinya dalam peringkat ini anak hanya mampu melakukan pengenalan lingkungan melalui alat inderanya dan pergerakannya. Dalam pringkat pre-operasional (1,5 – 6 tahun), anak telah menunjukkan aktifitas kognitif dalam menghadapi berbagai hal diluar dirinya. Aktivitas berpikirnya belum belum mempunyai system yang terorganisasikan. Anak sudah dapat memahami realitas dilingkungan dengan menggunakan tanda – tanda dan symbol. Cara berpikir anak pada peringkat ini bersifat tidak sistematis, tidak konsisten dan tidak logis. Dalam pringkat concrete operational (6 – 12 tahun) anak telah dapat membuat pemikiran tentang situasi atau hal konkrit secara logis. Perkembangan kognitif pada peringkat operasi konkret, memberikan kecakapan anak untuk berkenaan dengan konsepkonsep klasifikasi, hubungan dan kuantitas. Konsep klasifikasi: kecakapan anak untuk melihat secara logis persamaan-persamaan suatu kelompok objek dan memilihnya berdasarkan cirri-ciri yang sama. Konsep hubungan: kenmatangan anak memahami hubungan anak antara suatu perkara dengan perkara laainnya. Konsep kuantitas: kesadaran anak bahwa suatu kuantitas akan akan tetap sama meskipun bentuk fisiknya berubah, asalkan tidak ditambah atau dikurangi. Peringkat formal operational (12 tahun keatas), perkembangan kognitif ditandai dengan kemampuan individu untuk berpikir secara hipotesis dan berbeda dengan fakta, memahami konsep abstrak dan mempertimbangkan kemungkinan cakupan yang luas dari perkara yang sempit. Perkembangan kognitif pada tingkat ini merupakan cirri perkembangan remaja dan dewasa menuju kearah proses berpikir dalam tingkat yang lebih tinggi. Peringkat berpikir ini sangat diperlukan dalam pemecahan masalah (problem solving). 2. Teori Belajar Bruner
Salah satu teori belajar kognitif yang sangat berpengaruh adalah teori Jerome Bruner yang dikenal dengan belajar penemuan (discovery learning). Menurut Bruner belajar akan lebih bermakna bagi peserta didik jika mereka memusatkan perhatiannya untuk memahami struktur materi yang dipelajari. Untuk memperoleh struktur informasi, peserta didik harus aktif dimanamereka harus mengidentifikasi sendiri prinsip-prinsip kunci daripada hanya sekedar menerima penjelasan dari guru. Oleh karena itu guru harus memunculkan masalah yang mendorong peserta didik untuk melakukan kegiatan penemuan. Selain ide tentang belajar penemuan (discovery learning). Bruner juga berbicara tentang adanya pengaruh kebudayaan tentang tingkah laku seseorang. Bruner menyatakan bahwa perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan. Pertama tahap enaktif, dimana individu melakukan aktifitas dalam upaya memahami lingkungannya. Kedua tahap ekonik,dimana individu melihat dunia melalui gambar-gambar dan visualisasi verbal. Ketiga tahap simbolik, dimana individu mempunyai gagasan abstrak yang banyak dipengaruhi bahasa dan logika berpikirnya. Komunikasi dalam hal ini dilakukan dengan pertolongan system symbol. 3. Teori Belajar Ausubel Ausubel dalam bukunya yang berjudul Educational Psyichology: A Cognitive View mengatakan bahwa: “the most important single factor influencinglearning is what the learner already knows. Ascertain this and tech him accordingly ” Pernyataan Ausubel inilah yang menjadi inti teori belajarnya, yaitu belajar bermakna. Jadi agar terjadi belajar bermakna, konsep baru atau pengetahuan baru harus dikaitkan dengan konsep yang telah ada dalam struktur kognitif belajar.
3. Karakteristik Teori Kognitif Teori kognitif lebih mementingkan sebuah proses belajar dari pada hasil dari belajar itu sendiri.
4. Prinsip-Prinsip Teori Kognitif 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Perkembangan kognitif Benda konkrit Keaktifan Keterlibatan langsung/pengalaman Penyederhanaan materi Pemahaman belajar
7. Perbedaan individual
5. Kelebihan dan Kelemahan Teori Kognitif Kekuatan: 1. Teori ini mengarahkan guru pada untuk mengenal struktur kognitif siswa secara individu sehingga dapat lebih mengembangkan kemampuan siswa 2. Teori ini juga menjelaskan tingkat perkembangan kognitif manusia mulai bayi hingga dewasa sehingga memudahkan untuk memilih pelajaran yang tepat bagi anak diusia tertentu 3. Teori ini cocok untuk mempelajari materi pelajaran yang lebih rumit yang membutuhkan pemahaman, untuk memcahan dan untuk berkreasi menciptakan sesuatu bentuk atau ide baru 4. Menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri. Dengan teori belajar kognitif siswa dituntut untuk lebih kreatif karena mereka tidak hanya merespon dan menerima rangsangan saja, tapi memproses informasi yang diperoleh dan berfikir untuk dapat menemukan ide-ide dan mengembangkan pengetahuan. Sedangkan membuat siswa lebih mandiri contohnya pada saat siswa mengerjakan soal siswa bisa mengerjakan sendiri karena pada saat belajar siswa menggunakan fikiranya sendiri untuk mengasah daya ingatnya, tanpa bergantung dengan orang lain dengan. 5. Membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah Teori belajar kognitif membantu siswa memahami bahan ajar lebih mudah karena siswa sebagai peserta didik merupakan peserta aktif didalam proses pembelajaran yang berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan menyimpan informasi dalam ingatannya. Serta Menekankan pada pola pikir peserta didik sehingga bahan ajar yang ada lebih mudah dipahami Kelemahan: 1. Teori ini dianggap lebih dekat kepada psikologi belajar daripada teori belajar, sehingga aplikasinya dalam proses belajar menjadi tidak mudah 2. Teori ini dianggap sukar dipraktekkan secara murni sebab seringkali kita tidak mungkin memahami struktur kognitif tersebut menjadi bagian-bagian yang jelas batasannya. Sering juga pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki siswa itu sudah terlalu kompleks untuk identifikasi secara tuntas, apabila hanya dengan menggunakan satu-dua pretest.