BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Komite keperawatan adalah wadah non – struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi. 1.2 Tujuan Pedoman. Terbentuknya persamaan pemahaman tentang penyelenggaraan proses kredensial & rekredensial tenaga keperawatan di RS dalam mempersiapkan akreditasi versi 2012 1.3 Landasan hukum 1. UU RI No.36 Th.2009 Tentang Kesehatan, Pasal 63 Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 49 tahun 2013 tentang komite keperawatan rumah sakit. 3. akreditasi rumah sakit versi 2012, standar kualifikasi & pendidikan staf (KPS), 17 elemen penilaian, 3 ep staf keperawatan (ep 12, 13, 14)
BAB II STANDAR KREDENSIAL STAF KEPERAWATAN
1
Kualifikasi & Pendidikan Staf Akreditasi RS Versi 2012 Standar KPS 12 RS mempunyai proses yg efektif untuk mengumpulkan, memverifikasi dan mengevaluasi kredensial staf keperawatan
Standar KPS 13 2
Proses identifikasi tanggung jawab pekerjaan dan penugasan kerja klinis berdasarkan atas kredensial staf perawat dan peraturan perundangan.
Standar KPS 14 Staf keperawatan berpartisipasi dalam kegiatan peningkatan mutu rumah sakit, termasuk mengevaluasi kinerja individu, bila dibutuhkan.
Kredensial Proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis. Rekredensial
3
Proses re- evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis.
BAB III PERAN DAN KEWENANGAN KLINIS KOMITE KEPERAWATAN (SUB KOMITE KREDENTIAL)
3.1 Struktur Organisasi Komite Keperawatan
4
3.2 Peran Komite Keperawatan
3.2 Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) Uraian intervensi keperawatan dan kebidanan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan berdasarkan area praktiknya. Penugasan Klinis (Clinical Appointment)
5
Penugasan oleh Kepala /Direktur RS kepada tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan kebidanan di rumah sakit tsb berdasarkan daftar kewenangan klinis Buku Putih (White Paper) Dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh tenaga keperawatan yang digunakan untuk menentukan kewenangan klinis. Syarat2 kualifikasi pendidikan/pelatihan, jumlah kasus yang telah ditangani, keikutsertaan dalam organisasi profesi /seminar •
Merupakan tolok ukur/acuan bagi mitra bestari dalam proses Credential apakah seorang perawat/bidan layak diberi asuhan keperawatan/asuhan kebidanan tertentu
•
Setiap Rumah Sakit menyusun sendiri dengan mengacu pada profesi
Mitra Bestari (Peer Group) Sekelompok tenaga keperawatan dengan reputasi dan kompetensi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan tenaga keperawatan. •
Jumlah sekitar 4 – 6 orang dengan disiplin yang sesuai dengan “kompetensi” yang akan dikredensial
•
Kualifikasi para anggota suatu tim dapat lintas disiplin (departemen)
•
Dapat berasal dari luar rumah sakit
•
Karakteristik: bijaksana, berwawasan luas.
6
3.3 Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf By laws) Aturan yang mengatur tata kelola klinis untuk menjaga profesionalisme tenaga keperawatan di rumah sakit deliniasi clinical privilege Rincian jenis tindakan keperawatan yang diijinkan berdasarkan rekomendasi dari Mitra Bestari setelah melalui proses validasi dan verifikasi melalui mekanisme kredensial. instrumen kredensial dan pemberian kewenangan klinis Mekanisme
kredensial
dan
re-kredensial
dilaksanakan
oleh
subkomite
kredensial. Subkomite kredensial menyiapkan berbagai instrumen kredensial dan pemberian kewenangan klinis untuk disahkan kepala RS
7
Instrumen tersebut paling sedikit meliputi : 1. Perangkat kebijakan rumah sakit tentang kredensial dan kewenangan klinis; 2. Borang-borang (formulir) yang diperlukan, 3. Pedoman penilaian kompetensi klinis ( buku putih/white paper ) yang diperlukan untuk memberikan kewenangan klinis tertentu oleh mitra bestari.
BAB IV TARGET DAN INSTRUMEN KREDENSIAL
8
4.1 Target Kredensial •
Setiap perawat memiliki surat “clinical appointment” dari Direksi RS sesuai dengan “clinical privilege” berdasarkan mekanisme “credentialing”
•
Hanya staf keperawatan yg kredibel, kompeten, & akuntabel memiliki clinical appointment sajalah yg diperbolehkan melakukan tindakan keperawatan di RS
4.2 Instrumen Kredensial Merujuk pada Kewenangan Klinik Keperawatan Langkah
dasar
untuk
menentukan
strategi
dalam
meningkatkan
profesionalisme Keperawatan Lima PILAR untuk mengembangkan Instrumen KREDENSIAL 1. 2. 3. 4. 5.
patient center based evidence based theoritical based critical colaboration
1. Patient-centered •
Fokus pada kesejahteraan klien
•
Fokus pada keselamatan klien
•
Concern pada keterbatasan individual
•
Clinical Privilege dan White Paper disusun dengan berorientasi pada kepentingan kesehatan klien - Duty of due care.
2. Evidence Based
9
•
Semua tindakan keperawatan bukan didasarkan pada intuisi atau pengalaman semata
•
Setiap intervensi asuhan keperawatan harus berbasis bukti yang terkini
•
Clinical Privilege & White Paper dikembangkan berdasarkan evidence asuhan keperawatan yang terkini
3. Theoretical Based Perawat yang memiliki Clinical Privilege bekerja berlandaskan pada teori keperawatan yang berlaku 4. Critical Thinking •
Setiap perawat di kredensial dengan menilai kemampuan berpikir kritisnya
•
Audit mutu profesi oleh sub-komite mutu profesi menilai kemampuan berpikir kritis dalam setiap pengambilan putusan klinis dalam asuhan keperawatan
5. Collaboration
BAB V PROSES UTAMA DAN ALUR KREDENSIAL
10
5.1 Proses Utama Kredensial. •
Ditujukan
untuk
mengendalikan
kewenangan
melakukan
tindakan
keperawatan yang terinci (deliniation clinical privilege) bagi setiap tenaga keperawatan yang bertumpu pada tiga tahap. – Perawat/bidan
melakukan
permohonan
untuk
memperoleh
kewenangan klinis dengan metode self assessment. – Mitra bestari mengkaji dan memberikan rekomendasi asuhan keperawatan/kebidanan yang diajukan oleh pemohon. – Kepala
rumah
sakit
menerbitkan
surat
penugasan
(clinical
appointment) berdasarkan rekomendasi dari mitra bestari yang berlaku untuk periode tertentu.
•
Secara periodik, perawat/bidan akan melalui proses rekredensial saat masa berlaku surat penugasannya berakhir, di mana tiga proses inti tersebut akan berulang.
11
5.2 Alur Kredensial Persiapan Implementasi •
Top Management
•
Siapkan Hospital Policy
•
Siapkan Instrumen
•
Siapkan Database Mitra Bestari
•
Siapkan sistem Informasi Rumah Sakit à data management Waspada Resistensi
à change management
BAB VI KESIMPULAN
12
1. setiap tenaga keperawatan yg akan bekerja di RS. harus melalui proses kredensial. 2. instrumen inti kredensial: mitra bestari, clinical privilege & white paper 3. komite keperawatan
mempunyai peranan penting dalam menjaga dan
meningkatkan kualitas profesi keperawatan. 4. Instrumen Clinical Privilege () Pemenuhan Kebutuhan Dasar a. Pemenuhan kebutuhan oksigen b. pemenuhan kebutuhan sirkulasi c. pemenuhan kebutuhan cairan- elektrolit d. pemenuhan kebutuhan nutrisi e. pemenuhan kebutuhan elminasi (Urine & Fecal) f. pemenuhan kebutuhan rasa aman, nyaman dan pencegahan cidera g. pemenuhan kebutuhan higiene perseorangan h. pemenuhan kebutuhan aktivitas & Istirahat i. pemenuhan kebutuhan psikososial dan spiritual & komunikasi 5. WHITE PAPER a. WP Pemenuhan kebutuhan oksigen b. WP pemenuhan kebutuhan sirkulasi c. WP pemenuhan kebutuhan cairan- elektrolit d. WP pemenuhan kebutuhan nutrisi e. WP pemenuhan kebutuhan elminasi (Urine & Fecal) 13
f. WP pemenuhan kebutuhan rasa aman, nyaman dan pencegahan cidera g. WP pemenuhan kenutuhan higiene perseorangan h. WP pemenuhan kebutuhan aktivitas & istirahat i. WP pemenuhan kebutuhan psikososial , spiritual dan komunikasi
BAB VII PENUTUP
14
Diharapkan dengan adanya pedoman kredensial staf keperawatan maka divisi keperawatan dapat menjalankan sesuai pedoman fungsi mekanisme evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis (kredensial), penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi.
REFERENSI •
Boychuk Duchscher, J. E. (1999). Catching the wave: understanding the concept of critical thinking. J.Adv.Nurs., 29, 577-583.
15
•
George, J. B. (2011). Using nursing theory in clinical practice. In J.B.George (Ed.), Nursing Theories: The Base for Professional Nursing Practice (pp. 555-574). New Jersey: Pearson Education Inc.
•
Herkutanto & Susilo, A. P. (2009). Hambatan dan Harapan Sistem Kredensial Dokter: Studi Kualitatif di Empat Rumah Sakit Indonesia. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, 12, 140-147.
•
Herkutanto & Susilo, A.P. (2011). Questioning the professional nursing care in Indonesia: A qualitative study. AMEE Conference Vienna – research paper.
•
Herkutanto (2011). Sistem Kredensial . Presentasi PERSI
•
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 49 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit
•
Sciortino, R. (1995). Care-takers of Cure. An Anthropological Study of Health Centre Nurses in Rural Central Java. (2 ed.) Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
•
The World Bank (2010). New insights into the provision of health services in Indonesia : a health work force study Washington DC: The World Bank.
•
UU RI no 36 tahun 2006 tentang Kesehatan
•
UU RI no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
16