Fix Pp Management.pptx 6r4h3p

SEMINAR implementasi dan evaluasi STASE MANAJEMEN

KELOMPOK KE II STIKES GUNA BANGSA YOGYAKARTA 2018

Visi Misi RSPAU dr. S. Hardjolukito VISI Yogyakarta • Menjadi rumah sakit rujukan TNI Angkatan Udara

yang mampu melaksanakan kegiatan dukungan operasi dan memberikan kualitas pelayanan kesehatan secara profesional di wilayah Indonesia khususnya Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta.

MISI

• Menjamin pelayanan prima yang berkualitas dan paripurna bagi anggota TNI AU/TNI, PNS dan keluarga serta masyarakat umum. • Mengembangkan Sumber Daya Manusia yang profesional dan kompeten di bidang pelayanan kesehatan, dan keselamatan pasien, serta kesehatan penerbangan khususnya secara berkesinambungan. • Menyelenggarakan pengembangan pendidikan dan latihan, penelitian di bidang kesehatan, guna menunjangdukungan kesehatan dan pelayanan kesehatan yang optimal. • Meningkatkan sarana prasarana dan pemeliharaan peralatan, serta material penunjang lainnya, membangun kerja sama bidang kesehatan, pelayanan masyarakat, dan diklat litbangkes lainnya.

DENAH RUANG CAMAR

PROFIL UNIT RUANG CAMAR Ruang Camar merupakan salah satu lini produksi dengan layanan rawat inap khusus penyakit bedah kelas 1 dan 2 serta ruang kemoterapi yang berada di lantai 2 gedung A yang terdiri dari 17 ruangan khusus penyakit bedah dan 4 ruang kemoterapi. Ruang Camar memiliki kapasitas 42 tempat tidur, yang terdiri dari 32 tempat tidur khusus penyakit bedah dan 10 tempat tidur ruang kemoterapi. Jumlah SDM di ruang Camar terdapat 26 orang, yang terdiri dari bagian tata usaha 1 orang, penata usaha 1 orang, istrasi 1 orang, perawat 21 orang, wakil kepala ruangan 1 orang dan 1 kepala ruangan. Ruang Camar juga memberikan pelayanan rawat inap bagi pasien umum dan pasien BPJS. Ruang Camar digunakan sebagai tempat pendidikan, praktek, dan penelitian bagi pendidikan dokter umum, pendidikan S1 Ilmu Keperawatan, Pendidikan Profesi Ners, dan Pendidikan D3 Keperawatan.

STRUKTUR ORGANISASI RUANG KUTILANG

Jumlah Pasien Dirawat di Ruang Camar No

Bulan/ Periode

1

April ( 26 maret – 24 April )

2

Mei (25 April – 13 Mei)

Jumlah

Jumlah

231 orang 128 orang 359 orang

Daftar 10 Penyakit Terbanyak di Ruang Camar No

Penyakit

26 Maret – 26 April 2018

1

CA Mamae

77

2

Fraktur

37

3

CA Nasofaring

26

4

Batu Ureter

20

5

Tonsilitis

17

6

Tumor Mamae

16

7

CA Recti

13

8

Glukoma

11

9

NHL

10

10

7 Ileus Obstruktif

Jumlah Kebutuhan Perawat di Ruang Camar

Lanjutan… Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan rumus Douglas dengan lama observasi selama 7 hari didapatkan hasil tenaga kerja perawat sebanyak 12 perawat. Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan dalam setiap shift adalah shift pagi 5 perawat, shift siang 4 perawat, shift malam 3 perawat, sedangkan di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito tersedia 23 orang perawat sehingga kebutuhan perawat sudah terpenuhi. Jumlah tenaga perawat menurut DEPKES I ruang Camar dalam setiap shift adalah pagi 4 perawat, siang 4 perawat, dan malam 4 perawat, sehingga kebutuhan perawat sudah terpenuhi.

Kualifikasi Pendidikan Formal Kepegawaian

Tingkat Pendidikan

S1 Profesi

D III Jumlah

Jumlah

%

6

26,09 %

17

73,91 %

23

100 %

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN Di ruang Camar sudah ada SAK tahun 2009 dan sudah direvisi pada tahun 2015 dan mengikuti atau mengacu pada kebijakan yang dibuat di RSPAU dr. S. Hardjolukito. Berikut ini daftar 10 penyakit terbanyak di ruang Camar pada tahun 2015 yang terdiri dari CA Mamae, Fraktur, Tumor Mamae, Appendicitis, BPH (Benigna Prostat Hipertropi), Tonsilitis, Batu Ureter, Cidera Kepala, Cholethitiasis dan Pterigium. Hasil ini berbeda dengan hasil observasi yang dilakukan praktikan Profesi Ners Stikes Guna Bangsa Yogyakarta pada tahun 2018. Berdasarkan hasil observasi 10 penyakit terbanyak di ruang Camar antara lain: CA Mamae, Fraktur, CA Nasofaring, Batu Ureter, Tonsilitis, Tumor Mamae, CA Recti, Glukoma, NHL dan Ileus Obstruktif.

STUDI DOKUMENTASI PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN No 1.

Aspek yang

Hasil

Dinilai Pengkajian

88,33 %

Keterangan Data dikaji berdasarkan pedoman pengkajian sejak pasien masuk sampai dengan pasien pulang. Masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan dengan norma dan pola fungsi kehidupan. Data pengkajian dikelompokkan berdasarkan Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual, dan beberapa data pada pedoman pengkajian tidak diisi (pengkajian dilakukan tidak komprehensif).

2.

Diagnosa

80 %

Keperawatan

Perumusan diagnosa keperawatan sudah sesuai. Diagnosa keperawatan sebagian besar disusun mencerminkan PE/PES, namun hanya dibuat 1 diagnosa dan tidak dicantumkan prioritas diagnosa keperawatan pada

dukumentasi asuhan keperawatan.

3.

Perencanaan

87,78 %

Keperawatan

Secara keseluruhan rencana tindakan sudah disusun dengan baik dan benar. Penuyusunan rencana keperawatan sudah berdasarkan kaedah yang ditentukan.

Tetapi

tulisan

untuk

perencanaan

sebagain

tidak

menggunakan kalimat perintah dan rencana keperawatan kurang mengacu pada pedoman SMART.

4.

Implementasi

85,83 %

Keperawatan

Tindakan (implementasi) keperawatan dilakukan oleh perawat sudah sesuai dengan rencana keperawatan yang disusun dan telah dilakukan dengan baik oleh seluruh perawat di Ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito

5.

Evaluasi Keperawatan

90 %

Keseluruhan evaluasi keperawatan disusun berdasarkan SOAP dan respon pasien saat dilakukan tindakan keperawatan, namun masih ada beberapa tidak menjabarkan lagi intervensi yang perlu untuk dilanjutkan

Lanjutan No 6.

Aspek yang

Dinilai Dokumentas

Hasil 91,33 %

Keterangan Secara

keseluruhan,

pendokumentasian

askep

i

sudah sesuai dengan tindakan keperawatan yang

Keperawata

dilakukan

n

KEPATUHAN TENAGA PERAWAT TERHADAP SOP 102 100 98 96 94 92 90

88 86 84 82 UP

CUCI TANGAN

PATIENT SAFETY

KOMUNIKASI

ANALISIS SWOT Kekuatan (Strenght) a. Rumah sakit terletak di tepi jalan utama yang dilalui transportasi umum.

b. Rumah sakit memiliki jam kunjung untuk menjaga ketenangan pasien. c. Di ruang Camar terdapat struktur organisasi yang tetap. d. Staff pelaksana keperawatan di ruang Camar terdiri dari S1 keperawatan profesi (26,09 %), DIII keperawatan (73,91 %).

e. Ruangan bersih, nyaman dengan ventilasi yang cukup. f. Digunakan sebagai lahan praktek, PKL mahasiswa. g. Ruang Camar telah memiliki struktur organisasi Metode Primer Modifikasi (MPM) dan sarana istrasi memadai h. Orientasi tenaga sudah dilakukan. i. SDM sudah memiliki berbagai sertifikat pelatihan j. Kebijakan tentang sistem reward dan publisment sudah ditetapkan. k. Filosofi Rumah Sakit tidak membedakan latar belakang dan berpusat

l. Fasilitas untuk pasien dan perawat cukup lengkap. m. Hak dan kewajiban pasien/penunggu pasien tertulis dengan jelas.

n. Struktur organisasi tim sudah ditetapkan di ruangan, sarana istrasi memadai. o. Hubungan antar personal harmonis. p. Sarana dan prasarana pelayanan asuhan keperawatan memadai. q. Ruangan sudah memiliki daftar program tindakan pasien setiap hari. r. Perawat sudah melaksanakan universal precaution, ditunjukkan dengan penggunaan s. alat pelindung diri (masker, handscoon) pada saat melakukan perawatan luka. t. Ruang Camar telah memiliki tempat sampah medis dan non medis. u. Ruang Camar merupakan ruangan khusus penyakit bedah dan kemoterapi v. Ruang Camar memberikan pelayanan raat inap pasien umum dan pasien BPJS.

WAKNESS (KELEMAHAN) a. SAK yang ada diruangan Camar belum ada. b. Pelaksanaan system kerja MPKP masih perlu di optimalkan. c. Belum terdapat bagan struktur organisasi yang terpasang di ruangan d. Berdasarkab hasil perhitang yang telah dilakukan pada bulan April 2018 didapatkan hasil : BOR: 51 %, LOS: 3,11 hari, TOI: 2,8 BTO 5,52 kali

OPPORTUNITY (PELUANG) a. Adanya

kerja

sama

yang

baik

antara

Institusi

Pendidikan seluruh Karisedenan Yogyakarta. b. Adanya pelanggan peserta Asuransi Kesehatan dari pemerintah maupun swasta (BPJS). c. Adanya organisasi PPNI

dan Komite Keperawatan

yang menaungi Profesi Keperawatan di Rumah Sakit. d. Adanya kesempatan perawat untuk melanjutkan ke

jenjang lebih tinggi. e. Adanya pengadaan alat dan pemeliharaannya serta adanya pelatihan staff.

THREAT (ANCAMAN) a. Persaingan dengan beberapa Rumah Sakit Swasta di sekitar RSPAU Dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. b. Ruang Camar merupakan ruang perawatan kelas I dan II, dengan masyarakat menengah keatas sehingga tuntutan masyarakat terhadap pelayanan bermutu juga meningkat. c. Adanya Undang-Undang perlindungan konsumen. d. Tuntutan masyarakat terhadap fasilitas dan peralatan yang canggih. e. Kecenderungan tuntutan masyarakat untuk peningkatan mutu pelayanan

yang berkualitas.

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pelaksanaan rencana kegiatan atau Plan Of Action dilakukan di ruang Camar Lt. II dari tanggal 16 Mei – 21 Mei 2018 dan evaluasi kegiatan dilaksanakan pada tanggal 28 Mei – 02 Juni 2018.

Langkah - langkah Pelaksanaan MPKP di Ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito No

Kegiatan

Pelaksana

Sasaran

Tujuan

Waktu

Tempat

Memberi contoh

15- 16 Mei

Ruang Camar

terhadap PN dan AN

2018

RSPAU dr. S.

A. Persiapan 1.

Menyiapkan

Mahasiswa Ners Perawat

skenario MPKP

Hardjolukito B. Pelaksanaan 1.

Orientasi Pasien

Mahasiswa Ners PN dan AN

Baru

PN dan AN termotivasi

21 – 26 Mei

Ruang Camar

untuk melakukan

2018

RSPAU dr. S.

orientasi pasien baru

Hardjolukito

setiap ada pasien baru 2.

Informasi pasien

Mahasiswa Ners PN dan AN

baru

PN dan AN termotivasi

21 – 26 Mei

Ruang Camar

memberiakn informasi

2018

RSPAU dr. S.

pasien baru No

Kegiatan

Pelaksana

Sasaran

Tujuan

Hardjolukito Waktu

Tempat

Memperoleh hasil yang

27-29 Mei

Ruang Camar

optimal dalam

2018

RSPAU dr. S.

C. Evaluasi 1.

Evaluasi secara

Mahasiswa

keseluruhan

Ners

tindakan MPKP yang dilakukan perawat.

PN dan AN

pelaksanaan MPKP

Hardjolukito

Jadwal Pelaksanaan MPKP di Ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito

Minggu Ke No.

Kegiatan I

II

III

IV

A. Persiapan 1.

Menyiapkan skenario

√

MPKP

0

B. Pelaksanaan 1.

Orientasi Pasien Baru

√ 0

2.

Informasi pasien baru

√ 0

C. Evaluasi

1.

Evaluasi secara keseluruhan tindakan MPKP yang dilakukan perawat

√ 0

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ORIENTASI PASIEN BARU 90 80 70 60 50 40

30 20 10 0 patuh sebelum implementasi

tidak patuh sebelum implementasi Series 1

Series 2

patuh setelah implementasi Series 3

tidak patuh setelah implementasi

Implementasi informasi pasien baru 90 80 70 60 50 40 30

20 10 0 informasi pasien sesuai sop sebelum implementasi

informasi pasien tidak sesuai sop sebelum implementasi Series 1

informasi pasien sesuai sop setelah implementasi

Series 2

Series 3

informasi pasien tidak sesuai sop setelah implementasi

Analisis dan Pembahasan

Sebelum dilakukan implementasi diruang Camar kegiatan orientasi penerimaan pasien baru sudah masuk dalam kategori cukup sehingga perlu dioptimalkan dengan presentase 67,23%. Setelah dilakukan implementasi diruang Camar dan menerapkan orientasi pasien baru dapat dilakukan oleh semua perawat di bangsal Camar dengan presentasi ya sebanyak 79,42 %. Hal tersebut menunjukkan adanya kemajuan dalam pelaksanaan orientasi pasien baru. Sebelum dilakukan implementasi diruang Kutilang kegiatan pelaksanaan pemberian informasi pasien baru belum optimal dengan presentase sebanyak 70,58%. Setelah dilakukan implementasi diruang Kutilang dan menerapkan pemberian informasi pasien baru dapat dilakukan oleh semua perawat di

bangsal Kutilang dengan presentasi ya sebanyak 81,51%. Hal tersebut menunjukkan adanya kemajuan dalam pelaksanaan pemberian informasi pasien baru.

Rencana Tindak Lanjut Kepala ruang dapat memberikan motivasi dan melakukan evaluasi pelaksanaan MPKP dengan baik, terutama dalam hal pelaksanaan orientasi (mengorientasikan tentang fasilitas yang ada di ruangan, mengorientasikan tentang cara menggunakan fasilitas, mengorientasikan tata tertib penggunaan fasilitas ruang tunggu dan mengorientasikan tempat-tempat penting) dan pemberian informasi pasien (memperkenalkan diri, menjelaskan hak klien/keluarga, menjelaskan kewajiban klien/keluarga, menjelaskan petugas yang akan merawat dan menanyakan nama panggilan kesukaan klien) sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan dengan optimal dan berkelanjutan.

Langkah – Langkah pemberian labeling dan lembar balik di ruang Camar No

Jenis kegiatan

A

Persiapan

1

Menyiapkan materi lembar balik dan pelabelan

Pelaksana

Sasaran

Tujuan

Mahasiswa

Visi, misi dan moto ruangan, etika batuk, pembuangan sampah, bed pasien dan tempat sampah

Untuk menyiapkan lembar balik dan pelabelan

15- 16 Mei 2018

Ruang Camar Lt. II

Untuk

21 – 26 Mei 2018

Ruang Camar Lt. II

Menerapkan SAK secara optimal

27-29 Mei 2018

Ruang Camar Lt.II

Ners

B

Pelaksanaan

1

Membuat atau menyusun lembar balik dan labeling Evaluasi

Mahasiswa

Melakukan pemberian lembar balik dan pelabelan

Mahasiswa

C 1

Ners

Ners

Perawat Ruang Camar Lt.II

Waktu

Tempat

Analisis dan Pembahasan Sebelum dilakukan implementasi di ruang Camar setiap ruangan pasien sudah terdapat tempat sampah, namun belum ada tempat sampah untuk sampah

infeksius khusus untuk pasien, dimana sampah seperti pampers, muntahan atau darah dan cairan pasien lainnya harus di buang di tempat sampah infeksius. Maka tempat sampah yang berada di kamar mandi pasien diberikan labeling untuk sampah infeksius sehingga petugas pengambil sampah bisa mengeahui sampah infeksius dan non infeksius. Sebelum dilakukan implementasi belum ada label

untuk bed pasien sehingga keluarga ataupun mahasiswa praktikan terkadang masih bingung untuk menetukan bed A atau B maka di perlukan untuk memberikan label pada setiap bed di ruangan sehingga mengurangi resiko terjadi kesalahan saat melakukan tindakan pada pasien. Sebelum melakukan implementasi di ruang Camar belum ada lembar balik sehingga orientasi pasien

baru di sampaikan secara lisan tanpa menggunakan media, setelah dilakukan implementasi perawat dapat menggunakan media lembar balik untuk orientasi pasien baru menjadi lebih efektif.

Rencana Tindak Lanjut Kepala ruang dapat memberikan motivasi kepada PN dan AN untuk selalu melakukan orientasi

pada

pasien

baru

mengenai

pembuangan sampah, etika batuk, jam kunjung, hak dan kewajiban, gelang pasien, dan cuci tangan sehingga pelayanan menjadi lebih optimal.

No A 1

Langkah – Langkah penambahan SAK yang belum lengkap di ruang Camar Jenis Pelaksana Sasaran Tujuan Waktu Tempat kegiatan Persiapan Mencari tahu SAK yang ada diruang Camar

Mahasiswa Ners

B

Pelaksanaan

1

Mempersiapkan materi

Mahasiswa

Membuat atau menyusun SAK yang belum lengkap

Mahasiswa

2

C

Evaluasi

1

Melakukan penggunaan SAK yang telah ditambah

Ners

Buku SAK

Untuk mengetahui SAK yang belum lengkap

15- 16 Mei 2018

Buku tentang SAK

Mendapatkan teori tentang SAK yang belum lengkap

21 – 26 Mei 2018

-

Melengkapi SAK yang belum lengkap

21 – 26 Mei 2018

Perawat Ruang Camar Lt.II

Menerapkan SAK secara optimal

27-29 Mei 2018

Ners

Mahasiswa Ners

Jadwal Pelaksanaan Penambahan SAK Yang Belum Lengkap Di ruang Camar Minggu Ke No.

Kegiatan I

II

III

IV

A. Persiapan 1.

Mencari tahu SAK yang ada diruang Camar

√ 0

B. Pelaksanaan 1.

Mempersiapkan materi

√ 0

2.

Membuat atau menyusun SAK yang belum lengkap

√ 0

C. Evaluasi 1.

Melakukan penggunaan SAK yang telah ditambah

√ 0

Analisis dan Pembahasan Di Ruang Camar sudah ada Standar Asuhan Keperawatan tahun 2009 dan sudah direvisi tahun 2015. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan

selama 1 bulan terakhir ( April ) masih ada 7 yang belum dilampirkan yaitu: CA Nasofaring, Batu ureter, Tumor mamae, CA Recti, Glukoma, NHL, dan Ileus Obstruktif. Setelah

dilakukan

implementasi

hasil

observasi

Standar

Asuhan

Keperawatan maka SAK untuk 10 penyakit tebanyak selama 1 bulan terakhir (april) sudah terpenuhi. Rencana Tindak lanjut Diharapkan kepala ruang dan PN selalu mengingatkan dan memberi motivasi kepada perawat untuk selalu menggunakan SAK dalam setiap pemberian asuhan keperawatan dan pendokumentasian.

Kesimpulan 1. Mengidentifikasi masalah yang ada di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta

a.

Pelaksanaan orientasi pasien baru di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito yogyakarta belum optimal dengan presentase 67,23 %, yang dilakukan.

b.

Pelaksanaan pemberian informasi pasien baru di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito yogyakarta belum dilakukan secara optimal oleh perawat dengan presentase 70,58 % yang dilakukan.

c.

Standar Asuhan Keperawatan 10 penyakit terbanyak satu bulan terahir di ruang Camar RSPAU dr. S. HardjolukitoYogyakarta perlu dilengkapi.

d.

Media informasi (lembar balik) di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito perlu untuk di tambahkan untuk mempermudah dalam pemberian informasi dan orientasi pasien baru.

e.

Label pada tempat sampah perlu diberikan untuk mengurangi kesalahan dalam pembuangan sampah terutama bagi pasien di ruang Camar

f.

Label pada bed pasien perlu diberikan untuk mengurangi kesalahan dalam melakukan tindakan pada pasien di ruang Camar

2. Menentukan pemecahan masalah di ruang Camar

RSPAU dr. S. Hardjolukito a) Mengoptimalkan pelaksanaan di ruang orientasi pasien baru di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta b) Mengoptimalkan pelaksanaan oinformasi pasien baru di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta c) Melengkapi kekurangan SAK 10 penyakti terbanyak satu bulan terahir yang belum ada di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. d) Menyediakan Media informasi (lembar balik) di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. e) Memberiakan label pada tempat sampah di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. f) Memberiakan label pada bed pasien di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta.

3. Melakukan implementasi pemecahan masalah yang ada di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta a) Mengoptimalkan pelaksanaan oerintasi pasien baru di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta dengan melakukan pendampingan dan role play. b) Mengoptimalkan pelaksanaan informasi pasien baru di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito yogyakarta dengan melakuakan pendampingan dan melakukan roleplay pelaksanaan informasi pasien baru. c) Melengkapi kekurangan SAK 10 penyakti terbanyak satu bulan terakhir yang belum ada di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta dengan membuat 6 SAK yang belum ada antara lain : CA Nasofaring, Batu ureter, Tumor mamae, CA Recti, Glukoma, dan NHL.

4. Melakukan evaluasi terhadap keefektifan penyelesaian masalah yang telah dilakukan di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta a) Evaluasi pelaksanaan orientasi pasien baru di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta belum dilakukan secara optimal oleh perawat. Setelah dilakukan implementasi, hasil observasi menunjukan adanya peningkatan pelaksanaan orientasi pasien baru dari prosentase 67,23 % menjadi 79,42 %. b) Evaluasi Pelaksanaan informasi pasien baru belum optimal dilakukan oleh perawat di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. Setelah dilakukan implementasi, hasil observasi menunjukan adanya peningkatan pelaksanaan informasi pasien baru dari presentase 70,88 % menjadi 81,51%. c) Evaluasi kekurangan SAK 10 penyakti terbanyak satu bulan terakhir yang belum ada di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. Setelah dilakukan implementasi, hasil observasi menunjukan SAK di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta sudah lengkap. d) Evalusai penyediaan media informasi (lembar balik) di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. Setelah dilakukan implementasi media informasi (lembar balik) di ruang Camar sudah tersedia. e) Evaluasi pemberian label pada tempat sampah di ruang Camar RSPAU dr. S. Hardjolukito Yogyakarta. Setelah dilakukan implementasi tempat sampah di depan kamar pasien telah diberikan

A.

Saran Dari hasil evaluasi dan pembahasan yang telah dilaksanakan, maka kami memiliki beberapa saran antara lain : 1.

Bidang keperawatan a. Perlu

meningkatkan

kesesuaian

asuhan

keperawatan

berdasarkan

Standar Asuhan Keperawatan yang ada. b. Perlu

meningkatkan

kepatuhan

dalam

menerapkan

cuci

tangan

menggunakan sabun maupun handcrub. c. Perlunya membiasakan dan miningkatkan secara terus menerus terkait orientasi pasien baru sesuai dengan SOP yang ada. d. Perlunya membiasakan dan miningkatkan secara terus menerus terkait informasi pasien baru sesuai dengan SOP yang ada. 2.

Kepala ruang a. Dapat memberi motivasi seluruh staff perawat yang ada diruang Camar untuk meningkatkan kepatuhan dalam melakukan asuhan keperawatan sesuai Standar Asuhan Keperawatan dan menjadi role model bagi staf keperawatan serta selalu menerapkan dan mengoptimalkan Standar Asuhan Keperawatan dan menjadi role model. b. Dapat meningatkan kepada seluruh staff perawat ruangan untuk mengoptimalkan cuci tangan menggunakan sabun maupun handcrub sesuai lima momen cuci tangan yang sudah ditetapkan. c. Dapat memberikan motivasi kepada seluruh staff perawat ruang Camar untuk melakukan pemberian informasi dan orientasi pasien baru.

1. Primary Nurse ( PN ) a. Diharapkan PN mengoptimalkan fungsinya dalam melakukan asuhan keperawatan sesuai Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang ada. b. Diharapkan PN menjadi role model dalam kepatuhan cuci tangan menggunakan sabun maupun handcrub c. Diharapkan PN menjadi role model dalam memberikan orientasi pasien baru dan informasi pasien baru. d. Diharapkan PN dapat menjadi roll model dalam setiap asuhan keperawatan. 2. Assosiate Nurse ( AN ) a. Diharapkan perawat mengoptimalkan asuhan keperawatan sesuai Standar Asuhan Keperawatan (SAK) yang ada. b. Diharapkan

perawat

mengoptimalkan

kepatuhan

cuci

tangan

menggunakan sabun maupun handcrub sesui dengan lima momen cuci tangan yang sudah ditetapkan. c. Diharapkan perawat turut serta bersama PN dalam melakukan orientasi pasien baru dan informasi pasien baru sesuai setandar yang sudah ada.