PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia karena berfungsi sebagai alat transportasi serta memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang kehidupan. Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan kesehatan dan bahkan dapat mengakibatkan kematian. Dalam pengklasifikasian protein, albumin merupakan protein globular.Protein ini umumnya berbentuk bulat atau elips dan terdiri atas rantai polipeptida yang berlipat. Pada umumnya gugus R polar terletak disebelah luar rantaipolipeptida, sedangkan gugus R yang hidrofob terletak disebelah dalam molekulprotein. Protein globular pada umumnya mempunyai sifat dapat larut dalam air,dalam larutan asam atau basa dan dalam etanol. Albumin merupakan suatu protein yang di hati dan berfungsi utama untuk mempertahankan tekanan koloid osmotik darah. Albumin memiliki berat molekul yang besar sehingga tidak dapat melintasi dinding pembuluh atau dinding kapiler dan akhirnya dapat membantu mempertahankan cairan yang ada di dalam sistem vaskular. Kadar albumin digunakan sebagai indikator perubahan biokimia yang berhubungan dengan simpanan protein tubuh dan berkaitan dengan perubahan status gizi, walaupun tidak terlalu sensitif. Pada penderita malnutrisi sering ditemukan kadar albumin serum yang rendah, namun tidak jarang kadar albumin serum masih dalam batas normal. Peningkatan kadar albumin berkaitan erat dengan kadar hemoglobin darah. Penurunan kadar albumin dalam darah akan menyebabkan terjadinya penurunan kadar hemoglobin, karena protein merupakan salah salah unsur yang penting diperlukan dalam sintesis hemoglobin dan pembawa zat besi, oleh karena itu apabila kadar albumin dalam tubuh rendah, maka sintesis hemoglobin akan
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM terganggu dan dapat mengakibatkan penurunan kadar hemoglobin dalam darah. Dari penjelasan di atas, maka dilakukan praktikum pemeriksaan protein total dan albumin dalam serum. Adapun yang melatar belakangi praktikum yaitu untuk mengetahui dan memahami cara pemeriksaan albumin dalam serum. 1.2 Maksud Praktikum Adapun maksud dari praktikum ini adalah untuk menganalisis dan menginterpretasikan data klinis protein total dan albumin dalam spesimen serum darah. 1.3 Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadarprotein total dan albumin dalam spesimen serum darah..
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian 2.1.1 Albumin Albumin merupakan substansi terbesar dari protein yang dihasilkan oleh hati.Fungsi albumin adalah mengatur tekanan onkotik, mengangkut nutrisi, hormon, asam lemak, dan zat sampah dari tubuh.Apabila terdapat gangguan fungsi sintesis sel hati maka kadar albumin serum akan menurun (hipoalbumin) terutama apabila terjadi lesi sel hati yang luas dan kronik. Penyebab lain hipoalbumin diantaranya terdapat kebocoran albumin di tempat lain seperti ginjal pada kasus gagal ginjal, usus akibat malabsorbsi protein, dan kebocoran melalui kulit pada kasus luka bakar yang luas. Hipoalbumin juga dapat disebabkan
intake
kurang,
peradangan,
atau
infeksi.
Peningkatan kadar albumin sangat jarang ditemukan kecuali pada keadaan dehidrasi (Rosida, 2016 :124). Globulin merupakan unsur dari protein tubuh yang terdiri dari globulin alpha, beta, dan gama. Globulin berfungsi sebagai pengangkut beberapa hormon, lipid, logam, dan antibodi. Pada sirosis,
sel
hati
mengalami
kerusakan
arsitektur
hati,
penimbunan jaringan ikat, dan terdapat nodul pada jaringan hati, dapat dijumpai rasio albumin : globulin terbalik. Peningkatan globulin terutama gamadapat disebabkan peningkatan sintesis antibodi, sedangkan penurunan kadar globulin dapat dijumpai pada penurunan imunitas tubuh, malnutrisi, malababsorbsi, penyakit hati, atau penyakit ginjal (Rosida, 2016 :124). Bagian globulin memiliki tiga (3) kelompok utama yaitu: alfa globulin yang terdiri dari alfa-1 globulin dan alfa-2 globulin, beta globulin yang terdiri dari beta-1 globulin dan beta-2 globulin, dan gamma globulin (Rostini, 2009 : 87).
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM 2.1.2 Protein Total Salah satu pemeriksaan profil metabolik adalah pemeriksaan protein total beserta fraksi utamanya (albumin dan globulin). Proteinogram merupakan uji tambahan yang penting, membantu untuk biokimia klinis, dan merupakan salah satu metode yang paling dapat diandalkan untuk identifikasi protein darah. Peningkatan atau penurunan konsentrasi protein total dianggap
sebagai
penurunannya
suatu
dalam
abnormalitas.
sirkulasi
darah
Peningkatan
atau
dipengaruhi
oleh
konsentrasi albumin atau globulin atau keduanya. Penentuan konsentrasi protein total serum dapat digunakan sebagai alat bantu diagnostik yang penting dalam biokimia klinis (Irfan, 2014 : 23). Pemeriksaan Total Protein dalam serum digunakan metoda Colorimetris (test warna) yang prinsipnya adalah bahwa ion Cu * bereaksi dengan protein dalam larutan alkali membentuk suatu kompleks berwarna ungu (Haribi, 2009 : 14). Konsentrasi protein total di dalam darah akan meningkat dengan cepat dalam
beberapa jam
setelah mengkonsumsi
kolostrum karena adanya absorpsi globulin di usus halus. Meningkatnya konsentrasi protein total setelah pemberian kolostrum
sebagai
imunoglobulin, konsentrasi
konsekuensi
terutama
IgG
dari
adanya
kolostrum.
protein total disebabkan
adanya
penyerapan Meningkatnya peningkatan
konsentrasi globulin dan penurunan konsentrasi albumin di dalam sirkulasi darah (Esfandiari, 2014). Serum protein merupakan salah satu dari tiga jenis protein di dalam tubuh yang terbentuk dari asam amino berupa larutan koloidal
di
dalam
plasma
darah.
Serum
protein
tidak
mengandung fibrin (bukan merupakan fibrous protein) sehingga
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM dapat terlarut. Total serum protein dalam darah sekitar 7,2 - 8 g/dl atau sekitar 7% (Sloane, 2003). 2.2. Interpretasi Data 2.2.1 Nilai Rujukan (Pearce, 2006) Nilai rujukan protein : Dewasa
: 6,0 – 8,0 g/dL
Anak – anak : - Prematur
: 4,2 – 7,6 g/dL
- Bayi baru lahir : 4,6 – 7,4 g/dL - Bayi
: 6,0 – 6,7 g/dL
- Anak
: 6,2 – 8,0 g/dL
Nilai rujukan albumin : - Dewasa
: 3,5 – 5,0 g/dL
- Bayi baru lahir : 2,9 – 5,4 g/dL - Bayi
: 4,4 – 5,4 g/dL
- Anak – anak
: 4,0 – 5,8 g/dL
Serum Darah : Komposisi : Air
: 91,0 %
Protein
: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin,
dan
fibrinogen) Mineral
: 0,9 % (NaOH, Natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, magnesium dan besi)
Bahan organik
: Glukosa,lemak,urea, asam
urat,
kreatinin, kolestrol dan asam amino. 2.2.2. Interpretasi Klinis (Sutedjo, 2007) 1. Protein Penurunan kadar
: Malnutrisi, kelaparan, penyakit hepar
Peningkatan kadar : Dehidrasi, muntah, diare, sindrom distress, pernapasan
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM 2. Albumin Penurunan albumin mengakibatkan keluarnya cairan vaskular menuju ke jaringan sehingga terjadi odema. Penyakit/kondisi yang sering menyebabkan hipoalbuminemia (penurunan albumin dalam darah) adalah: a. Berkurangnya sintesis albumin: malnutrisi, sindrom malabsorpsi, radang, penyakit hati menahun, dan kelainan genetik. b. Peningkatan akskresi (kehilangan): nefrotik sindrom, luka bakar yang luas, dan penyakit usus. c. Katabolisme meningkat: luka bakar yang luas, sirosis hati, kehamilan, dan gagal jantung . 2.2.3 Patofisiologi a. Penurunan Kadar 1. Malnutrisi Malnutrisi adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medis yang disebabkan oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali disamakan dengan kurang gizi yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi, buruknya absorpsi atau kehilangan besar nutrisi atau gizi, istilah ini sebenarnya mencakup kelebihan gizi (overnutrion)
yang
disebabkan
oleh
mengkonsumsi
makanan yang berlebihan atau masuknya nutrien spesifik secara berlebihan (Winarno, 2012). 2. Sirosis Sirosis adalah suatu kondisi di mana jaringan hati yang normal digantikan oleh jaringan parut (fibrosis) yang terbentuk melalui proses bertahap. Jaringan parut ini memengaruhi struktur normal dan regenerasi sel-sel hati. Sel-sel hati menjadi rusak dan mati sehingga hati secara bertahap kehilangan fungsinya (Winarno, 2012). SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM b. Peningkatan kadar 1. Dehidrasi adalah gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Hal ini terjadi karena pengeluaran air lebih banyak daripada pemasukan (misalnya minum). Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh. Dehidarasi terjadi karena (Winarno, 2012) : - kekurangan zat natrium; - kekurangan air; - kekurangan natrium dan air. 2.3 Uraian Sampel Darah (Irianto, 2012 : 143) Komposisi Plasma
: Air
90 % - 92 %
Protein
7-8 %
a. Albumin
53 %
b. Fibrinogen
4%
c. Globulin
43%
Nutrien : Lemak, glukosa, asam-asam amino dan vitamin, dan lain-lain. Garam-garam mineral: NaCl, KCl, fosfat, sulfat, bikarbonat, dan sebagainya. Zat-zat sisa/buangan
(urea, kreatinin, asamurat,
bilirubin Hormon, enzim, dan lain-lain(5, 6, dan 7 : + 1%) Sel-seldarah
: Leukosit Sel-seldarahmerah (Eritrosit) Trombosit
Kegunaan
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
: Sebagai spesimensampel.
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM 2.4 Uraian Bahan 1. Aquades (Ditjen POM, 1979 : 96) Nama resmi
: AQUADESSTILATA
Nama lain
: Air suling
RM / BM
: H2O / 18,02
Pemerian
: Larutan jernih, tidak berwarna dan tidak mempunyai rasa dan bau
Kegunaan
: Sebagai larutan blanko.
2. Reagen TPR( www.pointescientific.com) Total Protein (Biuret Reagen) Set Kegunaan
: untuk penentuan kuantitatif dari konsentrasi protein total dalam serum
Sejarah metode
: reaksi warna dari molekul protein dengan ion tembaga, dikenal sebagai reaksi warna biuret, sudah dikenal sejak 1878. Beberapa upaya telah dilakukan untuk Menstabilkan ion
tembaga
dalam
pereaksi
basa.
dimodifikasi prosedur pada tahun 1939 dan 1942
untuk
menyertakan
penggunaan
natrium kalium tartrat sebagai pengompleks. Prosedur ini kemudian dimodifikasi oleh Weichselbaum4 dan Gornall. Prinsip
: Protein + Cu++
alkali
kompleks warna
Protein dalam serum membentuk kompleks berwarna ungu ketika bereaksi dengan ion tembaga dalam larutan alkali. Intensitas warna violet sebanding dengan jumlah yang hadir protein ketika dibandingkan dengan solusi dengan konsentrasi protein yang diketahui SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM Komposisi
: Sodium Hidroksida Reagen 600 mm, 12 mm Tembaga Sulfat, Sodium Kalium tartrat 32 mm, 30 mm Kalium Iodida, bahan Nonreaktif
Perhatian
: untuk
diagnostik
in
vitro
saja,
jangan
dikonsumsi. Jangan dipipet dengan mulut, apabila tertelan, segera minum air dalam jumlah
banyak
dan
segera
melakukan
penanganan medis yang intensif. Hindari kontak dengan kulit dan mata, reagen mengandung natrium hidroksida yang mana korosif. Apabila berkontak dengan kulit, siram dengan air. Persiapan
: reagen disediakan saat siap digunakan
Penyimpanan
: disimpan dalam suhu ruangan
3. Reagen Albumin ( www.pointescientific.com) Kegunaan
: Untuk penentuan kuantitatif Albumin dalam serum
Sejarah metode
: Penentuan albumin serum biasanya dibuat dengan
menggunakan
fraksinasi
garam,
pewarna
metode
ultrasentrifugasi,
elektroforesis
atau
mengikat. Pewarna
prosedur yang mengikat adalah yang paling sederhana
untuk
melakukan,
dan
meminjamkan diri untuk tinggi pengujian volume
dan
otomatisasi. Mereka
juga
prosedur yang paling banyak digunakan dalam kombinasi dengan jumlah penentuan protein untuk menghasilkan Rasio A/ G. Pada tahun 1953, penggunaan metil orange untuk penentuan langsung digambarkan. SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM Metode ini menderita karakteristik mengikat non-spesifik.
Penggunaan
sebuah
Haba
pewarna diperkenalkan pada tahun 1954. Metode ini adalah khusus untuk albumin tapi ditampilkan
sensitivitas
miskin,
korelasi
miskin dengan metode elektroforesis dan gangguan yang signifikan dari bilirubin, lipid, salisilat, penisilin dan sulfonamid. Sebuah Bromocresol hijau (BCG) Prosedur dyemengikat pertama kali diusulkan pada1964. Prosedur ini dipamerkan sensitivitas yang lebih besar dan jauh lebih rendah kerentanan terhadap zat mengganggu. Metode asli telah dioptimalkan untuk meningkatkan hubungan dengan metode elektroforesis. hadir The Prosedur
berikut
modifikasi
prosedur
dye-mengikat
asli.
dari
BCG
Beberapa
publikasi dari tahun 1970-an melaporkan bahwa tidak normal protein akan mengikat dengan
BCG
setelah
menit
pertama. Prosedur ini termasuk mengurangi waktu pengukuran untuk menghilangkan gangguan globulin normal dan menawarkan linearitas menjadi 8,0 g / dL. Prinsip
: Albumin terikat oleh pewarna BCG prosedur peningkatan biru-hijau warna diukur pada 630 nm. Kenaikan warna sebanding dengan konsentrasi hadir albumin.
Komposisi
: Bromocresol Hijau (BCG) 0,15 g / L, Buffer, pH 4,66 ± 0,1, surfaktan, non bahan reaktif dan stabilisator
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM Persiapan reagen
: reagen disediakan saat siap digunakan
Penyimpanan
: disimpan dalam suhu ruangan
2.5 Prosedur Kerja (Anonim, 2018) A. Pemeriksaan Protein Total 1. Penyiapan serum a. Siapkan alat dan bahan b. Masukkan darah ke dalam tabung sentrifuge c. Sentrifuge ± 15 menit, dengan kecepatan 6000 rpm d. Ambil serum darah e. Masukkan ke dalam tabung reaksi 2. Pengukuran absorban blanko a. Siapkan alat dan bahan b. Pipet 20µL aquadest ke dalam kuvet c. Tambahkan 1000 µL reagen TPR d. Inkubasi pada suhu 250C selama 20 menit e. Ukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm. 3. Pengukuran absorban standar a. Siapkan alat dan bahan b. Pipet 10µL larutan standar ke dalam kuvet c. Tambahkan 1000 µL reagen TPR d. Inkubasi pada suhu 250C selama 20 menit e. Ukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm 4. Pengukuran absorban sampel a. Siapkan alat dan bahan b. Pipet 10µL serum dalam kuvet c. Tambahkan 1000 µL reagen TPR d. Inkubasi pada suhu 250C selama 20 menit e. Ukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM B. Pemeriksaan Albumin 1. Penyiapan serum a. Siapkan alat dan bahan b. Masukkan darah ke dalam tabung sentrifuge c. Sentrifuge ± 15 menit, dengan kecepatan 6000 rpm f. Ambil serum darah g. Masukkan ke dalam tabung reaksi 2. Pengukuran absorban blanko a. Siapkan alat dan bahan b. Pipet 10 µL aquadest ke dalam kuvet c. Tambahkan 1000 µL reagen Albumin d. Inkubasi pada suhu 250C selama 20 menit e. Ukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm. 3. Pengukuran absorban standar a. Siapkan alat dan bahan b. Pipet 10 µL larutan standar ke dalam kuvet c. Tambahkan 1000 µL reagen Albumin d. Inkubasi pada suhu 250C selama 20 menit e. Ukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm 4. Pengukuran absorban sampel a. Siapkan alat dan bahan b. Pipet 10µL serum dalam kuvet c. Tambahkan 1000 µL reagen Albumin d. Inkubasi pada suhu 250C selama 20 menit e. Ukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM BAB 3 METODE KERJA 3.1 Alat Praktikum Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu mikropipet, rak tabung, sentrifuge, spektrofotometer, tabung reaksi dan tabung sentrifuge. 3.2 Bahan Praktikum Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu aquadest, tip, reagen albumin, reagen TPR dan sampel darah. 3.3 Cara Kerja a. Protein Total 1. Penyiapan darah Disiapkan alat dan bahan kemudian pasien didudukkan dalam keadaan rileks kemudian pasang pembendung vena di lengan lalu tusuk vena menggunakan spoit lalu ambil darah menggunakan spoit dengan menggunakan sarung tangan setelah itu bersihkan bekas luka tusukan tadi dengan kapas dan alkohol. Kemudian darah yang diambil tadi disimpan di dalam tabung darah dan siap digunakan. 2. Penyiapan Serum Disiapkan alat dan bahan. Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifug. Disentrifug selama kurang lebih 15 menit pada kecepatan 6000 rpm. Diambil serum darah. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 3. Pengukuran absorban blanko Disiapkan alat dan bahan. Dipipet 60 µL aquadest ke dalam kuvet. Ditambahkan 3000 µL regean TPR. Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit. Diukur absorban larutan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm.
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM 4. Pengukuran absorban standar Disiapkan alat dan bahan. Dipet 30 µL larutan standar ke dalam kuvet. Ditambahkan 3000 µL regean TPR. Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit. Diukur absorban larutan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm. 5. Pengukuran absorban sampel Disiapkan alat dan bahan. Dipipet 30 µL serum darah ke dalam kuvet. Ditambahkan 3000 µL regean TPR. Diinkubasi pada suhu 250C selama 20 menit. Diukur absorban larutan menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm. b. Albumin 1. Penyiapan darah Disiapkan alat dan bahan kemudian pasien didudukkan dalam keadaan rileks kemudian pasang pembendung vena di lengan lalu tusuk vena menggunakan spoit lalu ambil darah menggunakan spoit dengan menggunakan sarung tangan setelah itu bersihkan bekas luka tusukan tadi dengan kapas dan alkohol. Kemudian darah yang diambil tadi disimpan di dalam tabung darah dan siap digunakan. 2. Penyiapan Serum Disiapkan alat dan bahan. Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifug. Disentrifug selama kurang lebih 15 menit pada kecepatan 6000 rpm. Diambil serum darah. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi. 3. Pengukuran absorban blanko Disiapkan alat dan bahan. Dipipet 30 µL aquadest ke dalam
kuvet.
Ditambahkan
3000
µL
regean
albumin.
Diinkubasi pada suhu 250C selama 10 menit. Diukur absorban
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM larutan
menggunakan
spektrofotometer
dengan
panjang
gelombang 546 nm. 4. Pengukuran absorban standar Disiapkan alat dan bahan. Dipet 30 µL larutan standar ke dalam
kuvet.
Ditambahkan
3000
µL
regean
albumin.
Diinkubasi pada suhu 250C selama 10 menit. Diukur absorban larutan
menggunakan
spektrofotometer
dengan
panjang
gelombang 546 nm. 5. Pengukuran absorban sampel Disiapkan alat dan bahan. Dipipet 30 µL serum darah ke dalam
kuvet.
Ditambahkan
3000
µL
regean
albumin.
Diinkubasi pada suhu 250C selama 10 menit. Diukur absorban larutan
menggunakan
spektrofotometer
dengan
panjang
gelombang 546 nm.
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil a. Tabel Pengamatan Klp
Astandar
Asampel
Hasil
Nilai
P
A
P
A
P
A
normal
1
0,186
0,512
0,128
-
4,129
-
Protein
2
0,186
0,512
0,168
-
5,419
-
3
0,186
0,512
-
0,527
-
5,146
4
0,186
0,512
-
0,937
-
9,150
7,2 – 8 g /dL Albumin 3,5 – 5 g/dL
Keterangan : P : Protein A : Albumin b. Perhitungan 1. Kelompok 1 Protein Total Absorbansi Standar
: 0,186
Absorbansi Sampel
: 0,128
Konsentrasi Standar
: 6 g/dL
Absorban sampel
Albumin = Absorban standar x Konsentrasi standar (g/dL) 0,186
= 0,128 x 6 g/dL = 4,129 g/dL 2. Kelompok 2 Protein Total Absorbansi Standar
: 0,186
Absorbansi Sampel
: 0,128
Konsentrasi Standar
: 6 g/dL
Absorban sampel
Albumin = Absorban standar x Konsentrasi standar (g/dL)
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM 0,186
= 0,128 x 6 g/dL = 5,419 g/dL 3. Albumin Absorbansi Standar : 0,512 Absorbansi Sampel : 0,527 Konsentrasi Standar Albumin =
Absorban sampel Absorban standar
: 5 g/dL x Konsentrasi standar (g/dL)
0,527
= 0,512 x 5 g/dL = 5,146 g/Dl 4. Kelompok 4 Albumin Absorbansi Standar
: 0,512
Absorbansi Sampel
: 0,937
Konsentrasi Standar
: 5 g/dL
Absorban sampel
Albumin = Absorban standar x Konsentrasi standar (g/dL) 0,937
= 0,512 x 5 g/dL = 9,150 g/dL
4.2 Pembahasan Protein total terdiri dari albumin dan globulin. Albumin merupakan protein dalam plasma manusia yang larut dalam air dan mengendap dalam pemanasan serta protein yang tertinggi konsentrasinya dalam plasma darah. Tujuan dilakukan praktikum ini adalah untuk menganalisis dan menginterpretasikan secara klinis. Dimana untuk mengukur kadar albumin dalam tubuh probandus cara kerjanya yaitu pertama disiapkan dulu serumnya dengan cara disiapkan alat dan bahan kemudian
dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge lalu
disentrifuge selama ± 15 menit pada kecepatan 6000 rpm, diiambil SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM serum darah lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan dilakukan. Kedua dilakukan pengukuran absorban blanko, pertama disiapkan alat dan bahan, lalu dipipet 30 µL aquadest ke dalam kuvet lalu ditambahkan 3000 µL reagen albumin lalu diinkubasi pada suhu 25o selama 10 menit diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm. Yang ketiga dilakukan pengukuran absorban standar, pertama disiapkan alat dan bahan lalu dipipet 30 µL larutan standar ke dalam kuvet kmudian ditambahkan 3000 µL reagen albumin, diinkubasi pada suhu 25o selama 10 menit lalu diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm . Yang terakhir dilakukan pengukuran absorban sampel, pertama disiapkan alat dan bahan lalu dipipet 30 µL serum ke dalam kuvet ditambahkan 3000 µL reagen albumin lalu diinkubasi pada suhu 25o selama 10 menit lalu diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm. Dari percobaan diatas dapat diambil hasil bahwa, untuk kadar protein total dari probandus kelompok 1 diperoleh hasil 4,129 g/dL, untuk kelompok 2 diperoleh hasil 5,419 g/dL. Sedangkan untuk albumin dari probandus kelompok 3 diperoleh hasil 0,527 g/dL, untuk kelompok 4 diperoleh hasil 9,150 g/dL. Berdasarkan data yang diperoleh dari literatur kadar albumin untuk dewasa yaitu 3,5 – 5 g/dL, sedangkan untuk protein 7,2-8 g/dL. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa kadar albumin dan protein total tidak normal, hal ini dapat menjadi tanda akan terjadinya penimbunan cairan dalam jaringan (edema) misalnya bengkak di kedua kaki atau bisa terjadi penimbunan cairan dalam rongga tubuh misalnya di perut yang disebut ascites. Gejala seperti ini biasanya dialami oleh penderita penyakit hepatitis, diabetes mellitus / kencing manis, gagal ginjal, tumor, kanker, dan stroke.
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, kadar albumin dalam serum adalah 5,146 g/dL. Berdasarkan literatur nilai rujukan albumin adalah 3,5-5 g/dL, jadi serum darah probandus yaitu melebihi range atau memiliki albumin yang tinggi, kemungkinan yang terjadi yaitu dehidrasi. 5.2 Saran Harap tuntunannya selalu dalam praktikum dan proses pembuatan laporan.
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM DAFTAR PUSTAKA Ditjen
POM., 1979, Farmakope Kesehatan RI : Jakarta.
Indonesia
Edisi III,
Departemen
Esfandiari, S., Widhyari, D., Widhyari Setyo., dkk., 2014, Konsentrasi Protein Total, Albumin, dan Globulin Anak Kambing Peranakan Etawah Setelah Pemberian Berbagai Sediaan Kolostrum, Jurnal Veteriner September 2014 Vol. 15 No. 3 : 380-386 ISSN : 1411 – 8327 Haribi, R., Darmawati, S., Hartiti., 2009, KELAINAN FUNGSI HATI DAN GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus, L.) AKIBAT SUPLEMENTASI TAWAS DALAM PAKAN, Jurnal Kesehatan Vol.2, No. 2 Desember 200 Irfan, I.Z., Esfandiari., Choliq., 2014, Profil Protein Total, Albumin, Globulin dan Rasio Albumin Globulin Sapi Pejantan, JITV Vol. 19 No 2 Th. 2014: 123-129. Irianto, Koes., 2013, Anatomi dan Fisiologi, Alfabeta : Jakarta. Pearce, Evelyn., 2006, Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis, PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Rusli., 2018, Penuntun Praktikum Kimia Klinik, Universitas Muslim Indonesia : Makassar. Rosida, A., Pemeriksaan Laboratorium Penyakit Hati, Berkala Kedokteran, Vol.12, No.1, Feb 2016: 123-131. Rostini, T., Rita, C., 2009, ELEKTROFORESIS PROTEIN SERUM PASIEN DENGAN KADAR PROTEIN NORMAL, Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, Vol. 15, No. 3, Juli 2009: 87-90. Sutedjo, SKM., 2007,Mengenal Penyakit Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium, Amara Books : Yogyakarta. Winarno, 2012, Kebijakan Publik, Teori, Proses, dan Studi Kasus edisi & Revisi Terbaru, CAPS : Yogyakarta.
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM LAMPIRAN
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM LAMPIRAN 1. Skema Kerja Albumin a. Penyiapan serum Disiapkan alat dan bahan
Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge
Disentrifuge darah selama ± 15 menit pada kecepatan 6000 rpm
Diambil serum darah
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi b. Pengukuran absorban blanko Disiapkan alat dan bahan
Dipipet 10 µl aquadest ke dalam kuvet
Ditambahkan 1000 µl reagen albumin Diinkubasi pada suhu 25oC selama 10 menit
Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM c. Pengukuran absorban standar Disiapkan alat dan bahan
Dipipet 10 µl larutan standar ke dalam kuvet
Ditambahkan 1000 µl reagen albumin Diinkubasi pada suhu 25oC selama 10 menit
Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm d. Pengukuran absorban sampel Disiapkan alat dan bahan
Dipipet 10 µl serum ke dalam kuvet
Ditambahkan 1000 µl reagen albumin Diinkubasi pada suhu 25oC selama 10 menit
Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm Protein Total a. Penyiapan serum Disiapkan alat dan bahan
Dimasukkan darah ke dalam tabung sentrifuge
Disentrifuge darah selama ± 15 menit pada kecepatan 6000 rpm
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM
Diambil serum darah
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi b. Pengukuran absorban blanko Disiapkan alat dan bahan
Dipipet 10 µl aquadest ke dalam kuvet
Ditambahkan 1000 µl reagen TPR Diinkubasi pada suhu 25oC selama 10 menit
Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm c. Pengukuran absorban standar Disiapkan alat dan bahan
Dipipet 10 µl larutan standar ke dalam kuvet
Ditambahkan 1000 µl reagen TPR Diinkubasi pada suhu 25oC selama 10 menit
Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM d. Pengukuran absorban sampel Disiapkan alat dan bahan
Dipipet 10 µl serum ke dalam kuvet
Ditambahkan 1000 µl reagen TPR Diinkubasi pada suhu 25oC selama 10 menit
Diukur absorban pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 546 nm
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt
PEMERIKSAAN PROTEIN TOTAL DAN ALBUMIN DALAM SERUM 2. Gambar a. Protein total pada saat reagen TPR ditambahkan
b. Albumin pada saat ditambahkan reagen albumin
SYALFA KHAIRUNNISA 150 2015 0249
RAHMAWATI, S.Si., M.Sc., Apt